Minggu, 28 Februari 2010

Tentang Kitab Suci

KITAB SUCI
Kitab Suci mengakui beberapa pernyataan yang besar. Satu, Kitab Suci menyatakan bahwa pengarangnya adalah Allah – pencipta alam semesta. Kedua, bahwa di dalamnya tertulis tentang Allah dan tujuan-Nya dalam penciptaan bumi beserta isinya. Jika pernyataan-pernyataan tersebut tidak dapat dibuktikan, maka Kitab Suci merupakan penipuan terhebat yang pernah terjadi dalam sejarah manusia. Sebaliknya, jika pernyataan ini dapat dibuktikan kebenarannya, maka kita memiliki sebuah harta yang paling berharga di dunia.
Kitab Suci, sebagai Firman Allah yang benar, mengandung kunci menuju damai dan kebahagiaan. Ini karena di dalamnya terdapat jawaban akan pertanyaan-pertanyaan rumit tentang arti dan tujuan dari keberadaan kita, dan hasil akhir dari pergumulan antara kebenaran dan kejahatan.
MENGAPA KITAB SUCI DITULIS
Kitab Suci menjelaskan tentang asal mula populasi manusia dan bagaimana rencana penyelamatan Allah akan mewujudkan kemenangan akhir bagi kebenaran atas ketidakadilan, dan penghapusan tuntas akan semua dosa dan kejahatan. Tujuan utama Kitab Suci adalah untuk memberitakan kaum manusia yang terkutuk, bahwa terdapat penyelamatan melalui Yesus Kristus. Baik Perjanjian Lama maupun Baru menggambarkan Yesus sebagai satu-satunya penyelamat manusia.
“Semuanya ini ditulis, supaya kalian percaya bahwa Yesus adalah Raja penyelamat, anak Allah, dan karena percaya kepada-Nya, kalian memperoleh hidup.” (Yohanes 20:31). Dalam ayat-ayat Kitab Suci, kita menemukan semua pelajaran-pelajaran penting untuk kehidupan manusia, ketentuan Allah mengenai benar dan salah, serta tanggung-jawab manusia terhadap Allah dan sesama manusia (2 Timotius 3:15-17)
Terakhir, Kitab Suci telah diberikan untuk mengabarkan kepada kita, secara garis besar, apa yang akan terjadi di masa depan, sehingga kita dapat mempersiapkan diri kita untuk kedatangan Yesus (2 Petrus 1:19).
ISI KITAB SUCI
Semua kitab secara gabungan membentuk satu tema yang tetap: yaitu tentang perkembangan antara tujuan Allah dengan manusia dari awal mulanya, tertulis dalam kitab Kejadian, sampai waktu di mana “Kekuasaan untuk memerintah dunia berada sekarang dalam tangan Tuhan kita dan Raja penyelamat yang dijanjikan-Nya. Ia Akan memerintah untuk selama-lamanya!” (Wahyu 11:15).
Perjanjian Lama
Sejarah terbentuknya
Kitab-kitab Perjanjian Lama pada awalnya ditulis dalam bahasa Ibrani (Hebrew) bagi Israel, umat pilihan Allah. Tetapi setelah orang-orang Yahudi terusir dari tanah Palestina dan akhirnya menetap di berbagai tempat, mereka kehilangan bahasa aslinya dan mulai berbicara dalam bahasa Yunani (Greek) yang pada waktu itu merupakan bahasa internasional. Selama pemerintahan Ptolemius II Philadelphus (285 - 246 SM) proyek penterjemahan dari seluruh Kitab Suci orang Yahudi ke dalam bahasa Yunani dimulai oleh 70 atau 72 ahli-kitab Yahudi - menurut tradisi - 6 orang dipilih mewakili setiap dari 12 suku bangsa Israel. Terjemahan ini diselesaikan sekitar tahun 250 - 125 SM dan disebut Septuagint, yaitu dari kata Latin yang berarti 70 (LXX), sesuai dengan jumlah penterjemah. Kitab ini sangat populer dan diakui sebagai Kitab Suci resmi (kanon Alexandria) kaum Yahudi yang terusir, yang tinggal di Asia Kecil dan Mesir.
Kitab-kitab dalam Perjanjian Lama dibagi menjadi empat bagian:
(a) Kitab-kitab Musa
Yang pertama adalah Kejadian, dan menjelaskan tentang permulaan penciptaan. Di dalamnya tertulis tentang hubungan Allah dengan manusia-manusia pertama di bumi. Kemudian kitab Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan. Mereka menceritakan bagaimana Allah memanggil Abraham dan membuat perjanjian dengan Abraham beserta keturunannya, membawa mereka keluar dari tanah Mesir, dan memberikan mereka tanah yang sekarang disebut Israel.
(b) Kitab-kitab Sejarah
Ini adalah kitab-kitab dari Yosua hingga Ester. Kitab-kitab tersebut merupakan tulisan sejarah dari kaum Israel (Yahudi), serta hubungan mereka dengan Allah.
(c) Kitab-kitab Puisi
Kitab Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah dan Kidung Agung ditulis dalam bahasa Ibrani (bahasa kaum Yahudi) dalam bentuk puisi. Mereka menganut banyak ajaran penting tentang kehendak Allah, perasaan manusia dan tanggung-jawab kita sebagai ciptaan-Nya.
(d) Kitab-Kitab para Nabi
Kata “Nabi” berarti peramal – seseorang yang mendapatkan wahyu. Wahyu ini tidak terbatas pada kejadian-kejadian di masa datang, tetapi juga akan permintaan-permintaan Allah terhadap manusia. Kitab nabi Yesaya, Yeremia dan Yezhekiel sangat panjang, diikuti oleh beberapa kitab nabi yang lebih singkat.
Perjanjian Baru
Terbentuknya Perjanjian Baru
Pada waktu itu Ibrani adalah bahasa yang nyaris mati dan orang-orang Yahudi di Palestina umumnya berbicara dalam bahasa Aram. Jadi tidak mengherankan kalau Septuagint adalah terjemahan yang digunakan oleh Yesus, para Rasul dan para penulis kitab-kitab Perjanjian Baru. Bahkan, 300 kutipan dari Kitab Perjanjian Lama yang ditemukan dalam Kitab Perjanjian Baru adalah berasal dari Septuagint. Harap diingat juga bahwa seluruh Kitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani.
Setelah Yesus disalibkan dan wafat, para pengikut-Nya tidak menjadi punah tetapi malahan menjadi semakin kuat. Pada sekitar tahun 100 Masehi, para rabbi (imam Yahudi) berkumpul di Jamnia, Palestina, mungkin sebagai reaksi terhadap Gereja Katolik.
Bagian yang terdapat dalam Perjanjian Baru
(a) Kitab Injil
Ini merupakan empat tulisan yang terpisah mengenai kehidupan Yesus, ditulis oleh Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Masing-masing memberitakan Injil (kabar baik) secara unik.
(b) Kisah Para Rasul
Kitab ini ditulis oleh Lukas, dan menceritakan apa yang terjadi setelah Yesus Kristus dibangkitkan dari kematian. Kita diceritakan tentang bagaimana gereja-gereja yang pertama terbentuk sebagai hasil dari para rasul yang menyebarkan Injil ke berbagai penjuru Kerajaan Romawi.
(c) Surat-surat
Surat-surat ini ditulis oleh beberapa rasul untuk membantu kaum umat pertama di gereja-gereja kecil dan terpencil yang baru terbentuk.
(d) Wahyu
Ini merupakan pesan Yesus yang terakhir, diberikan kepada rasul Yohannes.
YESUS KRISTUS MEMPERCAYAI SETIAP KATA DALAM PERJANJIAN LAMA
Yesus Kristus merupakan tokoh utama dalam rencana yang dijelaskan dalam Kitab Suci. Tetapi pada saat kelahirannya, Perjanjian Baru belum tertulis. Maka Kitab yang dia pelajari adalah Perjanjian Lama. Yesus mempercayai isi kitab-kitab tersebut. Ia mendasarkan ajaran-ajarannya atas kitab-kitab tersebut, dan mengakui keabsahan mereka. Pengajarannya didasarkan pada kenyataan bahwa orang-orang tersebut adalah nyata, dan bahwa Perjanjian Lama adalah Firman Allah.
NUBUAT (RAMALAN) MEMBUKTIKAN KEBENARAN KITAB SUCI
Allah sendiri telah memilih ramalan sebagai bukti akan ke-Maha-an-Nya atas semua mahluk hidup (Yesaya 46:9-10; Yesaya 42:9). Kitab Suci memberitakan dari waktu ke waktu kejadian-kejadian yang akan terjadi ratusan tahun kemudian. Dalam Matius 2, tertulis bahwa orang-orang bijaksana datang ke Yerusalem dan bertanya, “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?”. Ketika Raja Herodus menanyakan hal tersebut kepada ahli Taurat Yahudi, serentak mereka menjawab, “Di Betlehem, di tanah Yudea”, karena ratusan tahun yang lalu hal tersebut telah dinubuatkan dalam kitab-kitab Perjanjian Lama (seperti Mikha 5:2). Di sambing nubuat-nubuat tentang Yesus Kristus, ada juga nubuat-nubuat tentang bangsa-bangsa kuno, dan terutama tentang bangsa Yahudi (Israel). Banyak dari bangsa-bangsa kuno tersebut telah punah, namun Kitab Suci menubuatkan bahwa bangsa Yahudi akan bertahan. Orang-orang Yahudi masih bertahan hingga sekarang, di samping usaha-usaha untuk memusnahkan mereka (Yeremia 30:10-11).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ipsum Tempor

Richardo Frans Dacoota - East Bekasi -Indonesia - email frans_lavier@yahoo.com

Sit amet